Senin, 06 Agustus 2012

Asramaku


Bismillahirrahmanirrahim ,,,
Hmmm ,,, entah kenapa malam ini merasa rindu ke sebuah nama yang menjadikan hidupku terasa semakin indah. Nama yang begitu melekat dalam hidupku selama bertahun-tahun, bahkan hingga sampai detik ini. Nama yang begitu indah, nama yang bukan sekedar nama, nama itu menjelma dalam sebuah bangunan indah sederhana, menjelma menjadi ikatan ukhuwah yang begitu erat, menjelma menjadi apa saja yang mengantarkanku pada indahnya Islam. 

Rasanya baru kemarin ayah dan ibuku mengantarkanku ke penjara suci ini. Berbekal sebuah peti besar dan beberapa helai pakaian, lengkap sudah aku menjadi penghuni penjara ini, penjara suci. Awalnya, terasa berat, sangat berat malah. Haruskah aku anak yang baru saja lulus Sekolah Dasar (SD) ada disini ??? mencuci pakaian sendiri, menyetrika sendiri, atau hal lainnya yang menurutku masih butuh bantuan ibu. Bahkan makan saja terasa berat untukku, menghabiskan nasi dan lauk yang tidak ku sukai lengkap dengan sayur yang cukup ku benci. Hmmm, cukup menjadi alasan air mataku untuk terus mengalir menghabiskan menu makan di asrama, apalagi ada terong, ,,, masih bisa ku bayangkan buliran air mata yang menemaniku dan beberapa gelas air di tanganku untuk menahan benda itu tidak keluar dari mulutku, sebelum kakak asrama berteriak ,,,
 “ angkat piring masing-masing …! “, saya harap piringku sudah bersih dari nasi dkk, kalau tidak, hmmm siap-siap saja bercengkrama dengan rumput di belakang asrama. Cabut rumput.


Asramaku terdiri dari beberapa bangunan utama, satu bangunan Mesjid “ Siti Maryam Lubis “, 3 buah asrama putra dan 3 buah asrama putri masing-masing berlantai 2 yang tidak terlalu jauh jaraknya, 6 buah rumah guru, 2 gedung sekolah berlantai 2, satu buah aula berlantai 3, satu buah dapur umum.
Asramaku berdekatan dengan sekolah, hanya selangkah saja ditambah beberapa langkah, insyaAllah sampai tujuan. Inilah penjara suciku, dari jarak beberapa meter aku bisa melihat aktivitas orang di luar gerbang sekolah, hanya saja melangkahkan kaki satu langkah saja merupakan larangan  besar di penjara suci ini, jika tanpa izin. Walau pun hanya untuk membeli makanan di warung depan gerbang. Untuk minta izin perlu proses yang cukup lama, dengan senjata sepucuk surat izin, pena, wajah memelas, kata-kata bertuah ,,, moga berhasil mendapatkan tanda tangan Pj Perizinan dengan menjawab beberapa pertanyaan seputar sebab perizinan. Huffffffff ,,, tidak cukup mudah keluar dari penjara suci ini, baik untuk keluar hanya unutk membeli makanan atau pun keluar dari pendidikan di sekolah ini,  dan tidak cukup mudah menjadi penghuni penjara ini, melewati beberapa tes dengan system gugur.

Peraturan di asramaku memang unik, tapi peraturan dibuat untuk dilanggar ,,,
 # beberapa orang putri keluar gerbang asrama ba’da subuh,masih lengkap dengan mukena untuk membeli lontong di depan sekolah. Cukup tragis, tapi itu belum apa-apa, masih ada beberapa orang putri membeli gorengan dari atap sekolah. Subhanallah ,,, dan beberapa dari mereka mungkin salah satunya saya.hmm ,,,

Asramaku rajin ibadah ,,,
“ putri-putri shalihat, bangun ,,, sudah subuh ,,, “
Suara ini cukup akrab di telinga anak-anak putri, suara dari pak T#to. suara lembut yang jarang berhasil menyadarkan dari mimpi panjang.
“ putri ,,, bangun, sudah subuh ,,,” sambil mengetuk pintu asrama.
Ini juga cukup sering terdengar. Suara dari pak Aw#l. Yang sebelumnya suara orang Jawa, yang ini orang Padang, cukup berhasil walau tidak mencapai 50%, sebelum suara ,,,
“ teng ,,, teng ,,, “
Perpaduan suara tongkat ustd Ed#  dengan lengan tangga asrama cukup manjur membuat anak-anak putri lari dari tempat tidur masing-masing, bahkan ada yang lompat dari tempat tidur atas. Ruhul Istijabah yang tinggi ,,, ( lhah ?? )
Kalau ustd Ed# punya banyak cara untuk membangunkan putri dan yang paling aku sukai ,,,
“ bangun bangun nanda ,,, ayolah bangun adzan subuh telah berkumandang ,,,
Lantunan nasyid dari SP, lebih aku cintai dari bunyi tongkat ustadz, andai boleh memilih ,,,
“ putri ,,, semuanya ke masjid ,,, “
Instruksi ustadz sebelum beliau masuk memeriksa ruangan perruangan, kontan saja semua putri lari ke belakang kamar.
Lengkap sudah, masjid di penuhi orang-orang yang masih ngantuk untuk shalat subuh. Ada yang masih saja sujud padahal sudah selesai salam atau masih saja bertasyahud padahal sudah lama selesai salam. Hmmm ,,, lain lagi kalau hari jumat pagi, jadwalnya Qiyamul Lail bersama, hanya 50% yang bertahan untuk shalat, selebihnya ,,, hanya berpindah lokasi tidur, yang awalnya di asrama menjadi di masjid.
Lanjut Al ma’tsurat, lanjut pula tidurnya ,,, Bismikaallahumma ahya  ,,,,,,
“ yang tidur pas baca al-ma’tsurat silakan naik ke atas ,,, yang terlambat shalat subuh juga ,,, “
Pagi yang cerah berhiaskan hukuman ,,, asramaku yang unik ,,,
Kalau mungkin di luar orang-orang “hanya” mempermasalahkan yang tidak  melaksanakan shalat, asramaku cukup jauh berbeda, yang terlambat shalat ke masjid dan yang tidak shalat ke masjid akan mendapat hukuman.
Mungkinkah di luaran sana alumni-alumni NI masih shalat berjama’ah yang selalu di anjurkan di asrama ? atau masih shalat di awal waktu seperti kebiasaan kita bertahun-tahun? Atau ,,,
Anak-anak NI masih shalat semua kan sampai sekarang ??? Pasti iya.

Asramaku cinta ukhuwah ,,,
Asrama putri terdiri dari tiga buah bangunan berlantai dua, satu asrama dengan empat ruangan, satu ruangan diisi kira-kira 20 orang anak dengan tempat tidur yang bertingkat berjumlah kira-kira 8 buah, tentu saja ada yang berdua dalam satu tempat tidur kecil. Ini jatahnya anak-anak SMP, dan sudah dua tahun saya kebagian jatah tidur berdua dengan teman yang lain, cukup mengesankan.
Tidur bersama, makan bersama, sekolah bersama, shalat bersama, dan hal-hal lain yang selalu dilakukan bersama. Sungguh, sangat merindukan saat itu ,,,
“ atikah ,,, muti’ah ,,, syifa ,,, makan … “
“ atikah ,,, muti’ah ,,, syifa ,,, shalat … “
“ atikah ,,, muti’ah ,,, syifa ,,, bangun … “
“ atikah ,,, muti’ah ,,, syifa ,,, kebersihan … “
“ atikah ,,, muti’ah ,,, syifa ,,, belajar malam … “
“ atikah ,,, muti’ah ,,, syifa ,,, kumpul di masjid  … “
Asramaku punya nama yang bagus, ada Atikah, Mutiah, Syifa. Tahun ini aku berada di Atikah, tahun depan di Muthiah, tahun berikutnya di Syifa, selalu berganti tiap tahun atau pun tiap semester untuk lebih kenal dengan sahabat yang lain hingga kami sudah seperti keluarga. Saling menasihati, saling menjaga , ikatan yang indah. Disini aku di tempa untuk bertahan dalam kesusahan, kesuasahan yang sudah tidak cukup berarti lagi buat kami.

“ air ,,, air ,,,  air ,,, “
Masalah klasik di asrama tercinta, keberadaan air langka, air menjadi barang ekonomi yang di dapatkan dengan pengorbanan, baik dengan teriakan memanggil-manggil putra yang piket menghidupkan air, atau langsung turun tangan mencari-cari sumber air, lengkap dengan ember pinjaman, atau pun wadah air minum milik dapur. Wah ,,, wah ,,,
Sumur dekat rumah guru menjadi incaran, dari qabla subuh sampai ba’da subuh, sudah banyak ember yang mengantri ( bisa ya ,,, ember ngantri ?). Mandi dengan dua ember air, tangan kanan dan kiri sudah akrab dengan benda pusaka ini, dua ember di angkat sekaligus sudah menjadi olahraga rutin di asrama dengan jarak yang cukup membuat keringat bercucuran. Sampai sekarang, sepertinya tangan-tangan putri NI masih ada bekas ngangkat air deh. Belum lagi suara-suara sumbang anak-anak putra yang menyemarakkan pencarian air, baik pagi, siang, sore. Belum lagi ada yang tidak mau berlelah-lelah menimba air dari sumur, maka dapur umum menjadi incaran. Alhasil, air minum beralih fungsi menjadi air mandi, ide yang cemerlang, mandi air panas di pagi hari. Semua sarana di manfaatkan  untuk mendapatkan benda bernama “ air “.
 Kenangan yang indah sekali. Tapi. Hati-hati dengan prinsip “ Air Tuhan ,,, “, belum sirna lelah mengangkat air dari depan aula yang berjarak jauh dari asrama, atau dari sumur dekat rumah guru, sudah harus merelakan air hasil jerih payah raib di ambil orang. Dengan prinsip semuanya adalah air Tuhan,,, benar sekali.
Dan sekarang, mungkinkah ukhuwah-ukhuwah itu masih tersisa ???
NI menginginkan kita berukhuwah untuk bisa kembali
“ melihat nya “ lagi dengan kondisi yang jauh lebih baik dari yang kita tinggalkan dulunya.

Asramaku, cinta kebersihan ,,,
“ yang di ruangan kumpul depan asrama ,,, “
Tidak perlu menunggu waktu lama, beberapa barisan sudah tersusun rapi. Terlihat masing-masing anak memegang alat kebersihan. Ini pekerjaan rutin tiap minggu kalau bukan giliran kunjungan ke rumah. Putra dan putri bergantian pulang ke rumah hanya dalam waktu 5 jam, tidak cukup menuntaskan “dendam” selama di asrama. Di temani selingan nasyid dari rumah ustadz atau dari mesjid,  The Fikr, Saujana, Raihan, Rabbani, Shouhar, Izzis, SP, dll siap menghibur, mulailah tangan-tangan kami berkerja,, kebiasaan yang tidak cukup baik ,,, tangan bekerja dan mulut juga tidak kalah saing, bercerita apa saja sambil ketawa-ketawa. Kapan selesainya ???
Pasti tetap akan selesai, ketika menyadari bu guru sudah berada di dekat kita dengan ekspresi yang bisa membuat tangan lebih cepat bergerak dari yang biasanya. Alhamdulillah ,,, selesai juga.

Asramaku cinta ilmu ,,,
“ putra dan putri yang masih berada di asrama, segera ke ruang kelas masing-masing,ustad/ah sudah menunggu ,,,”
“ putra dan putri yang masih berada di asrama, segera ke masjid karena ada ceramah dari ustadz ,,,
“ putra dan putri kelas 3 sma, siang ini ada IKAPADA …”
Berangkat ke sekolah yang tidak seberapa jauh, tanpa tas, hanya dengan beberapa buku di tangan, berseragam putih biru/abu-abu untuk senin selasa, berseragam putih-putih untuk rabu kamis,  dan berseragam batik untuk jumat sabtu. Siap ke  ruang kelas  yang diisi kira-kira 21 anak, satu kelas putri, satu kelas putra. Dari kelas 1 SMP putra dan putri sudah di pisah ( untuk angkatan lulus 2009 ). Kurikulum juga sudah di sesuaikan, pelajaran umum lengkap + pelajaran Islami ( Fiqh, Hadits, Sirah Nabawiyah, Tafsir ).
Terlambat sekolah adalah fenomena yang biasa ,,,
“ nyari air pak/bu ,,, “
Koor anak-anak sekelas kalau ditanya alasan terlambat masuk kelas. Nyari air atau nunggu air ??? v_v
Menunggu guru sambil bercanda di kelas, teman-teman yang menyenangkan. Ada yang tidur, ada yang baca Al-qur’an, ada yang belajar, ada yang jalan-jalan, dll. Paling bahagia kalau guru tidak datang, segera saja menyerbu asrama, baik untuk makan, nyuci, nyari air, shalat dhuha, atau bahkan mandi bagi yang tidak sempat mandi. Ckckck …
“ sebelum mengakhiri pelajaran kita hari ini, marilah kita berdo’a, do’a di mulai ,,,“
Ini pertanda selesai sudah pelajaran hari ini, setelah mencium tangan guru, kita menuju asrama masing-masing. Sambil menunggu makan siang ,,, menu hari selasa dan sabtu yang ditunggu-tunggu. Rendang atau ayam gulai/semur ,,,
“ minta kuahnya ya ,,,”
Ini pesanan yang tidak pernah ketinggalan dari balik pintu kamar. ( kuah ,,, bukan rendang atau ayamnya ,,, )
Ba’da ashar, ke ruang kelas lagi, ada les beberapa mata pelajaran. Kalau tidak ada jadwal les, koperasi menjadi sasaran utama, mungkin ada yang benar-benar ingin membeli makanan, tapi lebih sering mengincar makanan yang tidak laku terjual hari itu, dan akan menjadi jatah anak asrama, siapa cepat ia dapat ,,, yang dari tadi menunggu di depan koperasi akan mendapat jatah “ bonus “.

Sayup-sayup suara murattal dari mikrofon masjid menghentikan aktivitas sore hari, kembali dengan antrian mengambil air wudhu’, jangan sampai terlambat ke masjid. Al-ma’tsurat sudah hampir selesai dibaca dari masjid.
Tidak selamanya imam yang membaca surah-surah pendek di senangi makmum, buktinya ,,,
“ ahhhh ,,,, cepat-cepat, yang imam pak Aw#l ,,, “
Segera saja yang dari tadi berleha-leha menyambar mukena dan kain shalat, kenapa tidak ,,, beliau lebih sering membaca Al-ashr dkk.

“ ada imam ga ,,, tolong di kuatkan suaranya ,,, “
Ini cerita kalau putri terlambat shalat dan ketinggalan jama’ah pertama, dari balik hijab sibuk mencari-carai imam, belum lagi kalau di kerjai putra dari balik hijab.
“ ada ,,,  imam”xxxx” “ menyebut nama salah seorang temannya.

“ silakan berkumpul dengan kelompok ngaji masing-masing ,, “
Beberapa agenda ba’da maghrib sebelum makan malam, mengaji berkelompok di mesjid, satu orang membaca 3-5 ayat di simak yang lain. Atau ada ceramah dari ustadz, atau pengumuman dari pengurus asrama atau pengurus OSIS.
Ba’da shalat isya, beberapa orang anak terlihat mendekati hijab di mesjid, ini cara berinteaksi di asrama antara putra dan putri.
“ assalamu’alaikum ,,, bisa tolong panggilkan fulan/ah ,,, “
Mulai dari saudara kandung, saudara se-daerah, se-organisasi, bahkan saudara se-akidah, interaksinya lewat hijab.
 Intinya, harus ada hijab, mungkinkah sekarang anak-anak NI di belahan bumi mana pun masih membawa hijab itu ?( bukan hijab masjid lho ,,, ), hijab hati yang paling penting ,,,

Pukul 21.00 wib ,,,
“ semua yang di asrama belajar ke kelas ,,, “
Ada yang langsung menuju ruang kelas,  ada yang masih piket membersihkan ruangan makan, ada yang lagi sibuk memikirkan alasan untuk tidak belajar ke kelas, mulai dari berpura-pura sakit atau berpura-pura menjaga orang sakit. Hmm ,,,
Saya suka jika semua teman-teman belajar di kelas, lengkap. Karena saya suka kebersamaan yang begitu menyenangkan, masih ingat celutukan seorang teman ,, dengan mimik yang serius sekaligus sedih ,,,
“ ingat teman-teman!!! ,,, orang tua kita di rumah ,,,” suasana hening.
“ Enak-enakan nonton TV dan makan yang enak, sedangkan kita ???
Makan ikan ‘terbang’, ‘dop-dop’, dkk … “
Hmmm, serentak kelas rame setelah pernyataan itu. Suasana belajar malam yang tidak pernah tenang kecuali ada guru yang lagi patroli. Bagi yang tidur, siap-siap saja berlari di depan kelas, dan saya pernah menjadi korban, lelah yang tidak seberapa, tapi malu yang cukup berarti.
Mari pulang ke asrama, setelah lama memandangi jam yang rasanya bergerak lamban, akhirnya pukul 22.00 tiba juga. Kembali ke peraduan masing-masing.
“ putri ,,, tidur-tidur !!!  jangan ada yang ngobrol lagi ,,, “
Menunggu besok pagi, pukul 04.00 suara sirine plus tepuk tangan akan membelah fajar di asramaku.

Asrama yang sangat ku cintai hingga detik ini. Bertemu dengan sosok-sosok yang membuatku mengenal Allah, mengenal Islam, mengenal ukhuwah, mengenal diri sendiri. Setiap jiwa dari mereka sangat berarti. Selama 3 Atau 6 tahun bersama dengan pribadi-pribadi memesona. Belajar dari tidak tahu menjadi tahu, belajar dari manja menjadi mandiri, belajar dari lemah menjadi tegar, belajar dari iman yang sedikit menjadi iman yang (semoga) terus bertambah.
Entah mengapa ,,, ikatan itu begitu kuat. NI-ku bukan sekadar nama yang indah, tapi memberikan banyak hal. Membentuk karakter dan pribadi di penjara suci ini, bukan di rumah. Segala kenangan rasanya sungguh berharga, tidak terlupakan. Semua teman-teman sudah seperti keluarga, sama-sama belajar ilmu akhirat, ilmu dunia, interaksi putra-putri yang cukup terjaga moga masih bisa dibawa sahabat semua kemana saja, hingga kita tidak sia-sia ada dalam penjara suci ini.
Untuk semua guru-guru yang pernah ada di NI, jazakumullah menjadi pembimbing kami. Lelah kalian moga di balas olehNya. Sosok-sosok yang istimewa. Beberapa dari kalian merupakan kakak kelas kami, belajar di NI dan mengajar di NI, subhanallah ,,, tapi setidaknya, kami beruntung, bentuk-bentuk hukuman dari beliau-beliau tidak terlalu berat, masih standar anak asrama, walau pun kaki ini sempat sakit karena jalan “ bebek “ 3 kali mengelilingi lapangan di depan masjid, hukuman yang cukup berarti karena terlambat masuk asrama.
Dan untuk guru-guru yang sabar “memanggil-manggil”  kami lewat pengeras suara dari aula, sungguh sabar sekali.
“ putra dan putri segera ke kelas ,,, “
“ putra dan putri yang berada di asrama, gurunya sudah datang ,,, “
“ Putra dan putri yang bernama xxxxx, ada  kiriman di meja piket ,,, “
“ dlll ,,, “
Dan tidak akan pernah lupa, untuk semua “wak dapur” ,,, jazakumullah atas semua jasanya memasak makanan untuk kami. Selama 6 tahun makan dari hasil kreasi beliau-beliau. Moga kesabarannya di balas oleh Allah mengahadapi perangai anak asrma yang cukup aneh ,,,
Minta kuah rendang daging atau ayam  dengan wajah memelas ,,,
“ membobol” dapur dini hari untuk mengambil nasi
Minta wortel sebagai makanan penunda lapar
Dll
Dan saya lebih sering menjadi free rider ,,, menyenangkan sekali.
Dan untuk segenap security, mulai dari wak “potuk-potuk yang selalu menjadi tempat menitip nasi pas malam-malam kalau sudah lapar banget, wak “jetpam” yang terkadang membiarkan kita keluar gerbang malam-malam tanpa surat izin, bang lat#f yang selalu aktif memeriksa surat izin dan aktif menghukum kalau terlambat pulang ke asrama. Beliau-beliau ikut menyemarakkan kenangan selama di NI.
Dan untuk semua elemen yang ada di asrama tercinta, wak “jagung” dengan semangat membara mengunjungi tiap asrama ,
“ wak ,,, jagungnya dua Rp 1000,- kan ,,, ?
“ bukan ,,, satunya Rp 500,- ,,, “
Apa bedanya ??? v_v

Jazakumullah, untuk semua makhluk Allah dan benda-benda yang menghiasi NI tercinta, mulai dari pohon Al-pukat tempat berlatih “mencuri” secara sembunyi-sembunyi di keheningan malam, pohon pepaya yang tidak bosan berbuah yang selalu menjadi incaran, sumur “laktat” yang menjadi pelarian, kamar mandi umum, jemuran yang sering di terjang badai, dll. Semuanya sungguh berarti.

Untuk teman-teman NI ,,,
Kalian adalah sosok-sosok yang menginspirasi, sosok-sosok yang punya kekhasan masing-masing. Rasanya, sangat merindukan kalian semua. Angkatan pembaharu ,,, ( semoga saja ,,, ).
Dimana pun kita sekarang, siapa pun kita sekarang, janganlah pernah lupa dengan ilmu yang kita dapatkan di penjara suci ini. Kembalilah ke fithrah masing-masing, jangan membohongi diri dengan “topeng” yang tidak sesuai dengan wajah kita. Kita tetaplah yang terbaik, di belahan bumi mana pun. Tetap jaga ibadah, hijab, semangat. insyaAllah semua akan baik-baik saja.
Mari MELANGKAH BERSAMA ,,,

~~~L.M.R~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar